PERILAKU SOSIAL
Interaksi social merupakan aktivitas yang melibatkan interaksi antara dua individu atau lebih. Interaksi social ini juga dapat diartikan sebagai segala bentuk perilaku suatu individu yang bertujuan memengaruhi individu lain. Interaksi social dapat dilakukan dalam bentuk penyampaian pesan atau komunikasi. Perilaku Sosial dapat digolongkan menjadi :
1. Perilaku Affiliative
Adalah perilaku yang dilakukan bertujuan untuk mempererat ikatan social, koordinasi antar individu dan kebersamaan antar atau di dalam kelompok.
Contohnya :
· Ketika semut bertemu dengan semut lainnya semut-semut ini melakukan interaksi dengan saling beradu antena yang ada di kepalanya yang bertujuan untuk memperingatkan semut-semut lainnya apakah ada kawan atau lawan.
· Membagi makanan kepada anggota kelompok yang lainya.
2. Perilaku Agonistic
Perilaku agonistic adalah perilaku yang berhubungan dengan konflik, termasuk berkelahi (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing). Perilaku agonistic meliputi pula beragam ancaman atau perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu populasi. Perilaku agonistic terbagi dua yaitu :
Perilaku aggressive : Perilaku yang bersifat mengancam atau menyerang.
Perilaku submissive : Perilaku yang menunjukkan ketakutan atau kalah.
Contohnya :
· Dua ekor jangkerik saling beradu antena, saling membenturkan kepala dan saling menyerang dengan sepasang kaki depan, mengeluarkan bunyi dengan cara menggetarkan sayap. Jangkerik yang suaranya paling keras menang dan jangkerik yang kalah membalikkan badan dan berlari menjauhi jengkerik yang menang.
· Perilaku agresif pada sekelompok gorilla meliputi sejumlah rangkaian peristiwa yang di dahului dengan perilaku menggertak (display), yaitu saling menendang, menghentakkan kaki ke tanah, menggoyang-goyangkan dan mematahkan dahan.
· Serigala berkomunikasi tidak hanya oleh suara (seperti menyalak, menggeram, dan melolong), tetapi juga oleh bahasa tubuh. Hal ini berkisar dari halus sinyal seperti sedikit menggeser berat badan dengan jelas, seperti berguling di belakang sebagai tanda penyerahan.
· Pada ular akan menyemprotkan bisanya jika merasa terancam
· Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracun jika diganggu.
· Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang tua, betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut.
3. Vokalisasi
Vokalisasi adalah suara yang dikeluarkan oleh satu atau lebih individu untuk berkomunikasi dan koordinasi diantara anggota kelompoknya.
Contohnya
· Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang yang datang, sebagai tanda memanggil anaknya untuk disembunyikan.
· Pada lebah madu, pemberian sinyal dalam bentuk waggle dance merupakan suatu cara yang lebih kompleks dan rumit dengan terjadinya peningkatan intensitas dan durasi dari mekanisme keseluruhan yang bergantung kepada kualitas dari sumber makanan yang ditemukan serta bergantung keadaan cuaca diluar sarangnya.
4. Perilaku maternal / mothering
Perilaku induk yang bertujuan melindungi dan memelihara anaknya.
Contoh :
· Paus Abu-abu melakukan perjalanan sangat jauh untuk melindungi anak mereka. Mereka bermigrasi dari Kutub Utara yang dingin tapi kaya sumber makanan ke lepas pantai Meksiko yang tropis tapi miskin sumber makanan untuk melahirkan. Migrasi ini dilakukan agar anak-anak mereka nanti terhindar dari predator. Dengan terbebas dari predator, paus dapat memberi makan dengan susu kaya lemak (53 persen lemak) dan memberi waktu pada anak-anak mereka untuk membentuk lapisan lemak sebelum kembali ke Kutub Utara yang dingin. Induk paus biasa merasa lapar berbulan-bulan meskipun harus menghasilkan susu berkalori tinggi. Pada masa ini, mereka dapat kehilangan bobot hingga 8 ton.
· Menggendong anaknya pada orang hutan
· Pada kangguru yang memasukkan anaknya kedalam kantong
· Menyusui atau memberi makan kepada anaknya.
Referensi
· 2011, Penyebab perilaku agresif. http://infobebas.web.id/2011/penyebab-perilaku- agresif-cat.html. di akses 07/10/2011.
· Lia Vita, 2010, Tingkah Laku agonisik. http://lyavita.blogspot.com/2010/01/tingkah-laku-agonistik.html. diakses 07/10/2011.
· Suharyo 2010, Perilaku agonistic dan pembentukan lorong kembara pada rayap. http://suharyo07.student.ipb.ac.id/2010/06/20/perilaku-agonistic-dan-pembentukan-lorong-kembara-pada-rayap/ Diakses 06/07/2011.