Jumat, 21 Oktober 2011

Social Behavior

PERILAKU SOSIAL
Interaksi social merupakan aktivitas yang melibatkan interaksi antara dua individu atau lebih. Interaksi social ini juga dapat diartikan sebagai segala bentuk perilaku suatu individu yang bertujuan memengaruhi individu lain. Interaksi social dapat dilakukan dalam bentuk penyampaian pesan atau komunikasi. Perilaku Sosial dapat digolongkan menjadi :

1.                  Perilaku Affiliative
Adalah perilaku yang dilakukan bertujuan untuk mempererat ikatan social, koordinasi antar individu dan kebersamaan antar atau di dalam kelompok.

Contohnya :
·         Ketika semut bertemu dengan semut lainnya semut-semut ini melakukan interaksi dengan saling beradu antena yang ada di kepalanya yang bertujuan untuk memperingatkan semut-semut lainnya apakah ada kawan atau lawan.
·         Membagi makanan kepada anggota kelompok yang lainya.

2.                  Perilaku Agonistic
Perilaku agonistic adalah perilaku yang berhubungan dengan konflik, termasuk berkelahi (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing). Perilaku agonistic meliputi pula beragam ancaman atau perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu populasi. Perilaku agonistic terbagi dua yaitu :

Perilaku aggressive : Perilaku yang bersifat mengancam atau menyerang.
Perilaku submissive : Perilaku yang menunjukkan ketakutan atau kalah.

Contohnya :
·         Dua ekor jangkerik saling beradu antena, saling membenturkan kepala dan saling menyerang dengan sepasang kaki depan, mengeluarkan bunyi dengan cara menggetarkan sayap. Jangkerik yang suaranya paling keras menang dan jangkerik yang kalah membalikkan badan dan berlari menjauhi jengkerik yang menang.
·         Perilaku agresif pada sekelompok gorilla meliputi sejumlah rangkaian peristiwa yang di dahului dengan perilaku menggertak (display), yaitu saling menendang, menghentakkan kaki ke tanah, menggoyang-goyangkan dan mematahkan dahan.
·         Serigala berkomunikasi tidak hanya oleh suara (seperti menyalak, menggeram, dan melolong), tetapi juga oleh bahasa tubuh. Hal ini berkisar dari halus sinyal seperti sedikit menggeser berat badan dengan jelas, seperti berguling di belakang sebagai tanda penyerahan.
·         Pada ular akan menyemprotkan bisanya jika merasa terancam
·         Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracun jika diganggu.
·         Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang tua, betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut.

3.                  Vokalisasi
Vokalisasi adalah suara yang dikeluarkan oleh satu atau lebih individu untuk berkomunikasi dan koordinasi diantara anggota kelompoknya.

Contohnya
·         Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang yang datang, sebagai tanda memanggil anaknya untuk disembunyikan.
·         Pada lebah madu, pemberian sinyal dalam bentuk waggle dance merupakan suatu cara yang lebih kompleks dan rumit dengan terjadinya peningkatan intensitas dan durasi dari mekanisme keseluruhan yang bergantung kepada kualitas dari sumber makanan yang ditemukan serta bergantung keadaan cuaca diluar sarangnya.

4.                  Perilaku maternal / mothering
Perilaku induk yang bertujuan melindungi dan memelihara anaknya.

Contoh :
·         Paus Abu-abu melakukan perjalanan sangat jauh untuk melindungi anak mereka. Mereka bermigrasi dari Kutub Utara yang dingin tapi kaya sumber makanan ke lepas pantai Meksiko yang tropis tapi miskin sumber makanan untuk melahirkan. Migrasi ini dilakukan agar anak-anak mereka nanti terhindar dari predator. Dengan terbebas dari predator, paus dapat memberi makan dengan susu kaya lemak (53 persen lemak) dan memberi waktu pada anak-anak mereka untuk membentuk lapisan lemak sebelum kembali ke Kutub Utara yang dingin. Induk paus biasa merasa lapar berbulan-bulan meskipun harus menghasilkan susu berkalori tinggi. Pada masa ini, mereka dapat kehilangan bobot hingga 8 ton.
·         Menggendong anaknya pada orang hutan
·         Pada kangguru yang memasukkan anaknya kedalam kantong
·         Menyusui atau memberi makan kepada anaknya.

Referensi

·         Lia Vita, 2010, Tingkah Laku agonisik. http://lyavita.blogspot.com/2010/01/tingkah-laku-agonistik.html. diakses 07/10/2011.

·         Suharyo 2010, Perilaku agonistic dan pembentukan lorong kembara pada rayap. http://suharyo07.student.ipb.ac.id/2010/06/20/perilaku-agonistic-dan-pembentukan-lorong-kembara-pada-rayap/ Diakses 06/07/2011.

Environmental Enrichment


KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah swt karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah makalah yang berjudul Environmental Enrichment ini dapat terselesaikan. Demikian juga salawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengarahkan manusia ke jalan hidup yang benar.

Penulisan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah perilaku hewan  penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini banyak kekurangan di karenakan keterbatasan ilmu yang kami miliki, berkat bimbingan bapak/ibu dosen, penulisi dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Prilaku Hewan dan berbagai sumber media yang telah menjadi inspirasi dalam penulisan makalah ini. Diharapkan dengan membaca makalah ini pembaca dapat menambah wawasan tentang prilaku hewan dan manfaat mempelajarinya. Atas perhatian pembaca, kami mengucapkan terima kasih.

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.............................................................................................................. 3
1.2. Tujuan........................................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Evironmental Enrichment........................................................................... 5
3.2. Tujuan Environmental Enrichment............................................................................... 5
3.3. Jenis Enrichment........................................................................................................... 5
3.4. Manfaat enrichment bagi hewan................................................................................... 6
3.5. Efek program enrichment............................................................................................. 7

BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan.................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Makalah ini membahas tentang ringkasan environmental enrichment pada mata kuliah perilaku hewan, dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami serta dapat membuktikan berbagai macam pengayaan (enrichment) yang di lakukan berbagai institusi yang berhubungan dengan perlindungan hewan.
Makalah ini juga susun untuk mengevaluasi kelemahan dan kekurangan saya selama melaksanakan pembelajaran mata kuliah perilaku hewan sebagai bahan rujukan pembelajaran selanjutnya.

1.2. Tujuan
·         Menjelaskan proses dari pelaksanaan, hasil yang telah di capai dalam pembelajaran perilaku hewan di fakultas
·         Untuk dapat mengetahui bagaimana hewan bereaksi atas sesuatu perubahan atau tekanan yang berasal dari lingkungan
·         Untuk mencari jawaban atas pertanyaan apakah pada hewan ada peristiwa-peristiwa yang dilatarbelakangi oleh adanya unsur inteligensi
·         Dapat menciptakan kondisi lingkungan yang mendekati keadaan di alam dan menciptakan kenyamanan pada hewan.

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Pengayaan lingkungan adalah manipulasi yang disengaja dari lingkungan penangkaran hewan untuk mempengaruhi fisik dan mental kesejahteraan dengan cara yang positif. (annonimus, 2009)

Enrichment adalah penambahan atau modifikasi lingkungan hewan yang mendorong hewan untuk membuat pilihan, pameran alam, atau spesies yang sesuai perilaku, menyajikan tantangan mental, mendorong aktivitas fisik / olahraga dan meningkatkan hewan keseluruhan kesejahteraan.  (annonimus, 2009)

Environmental dapat diberikan kepada beberapa hewan yang di tahan atau berhubungan dengan manusia ( tidak bebas) termasuk;
·         Hewan yang berada di dalam kebun binatang
·         Hewan yang digunakan utnuk penelitian
·         Hewan kesayangan seperti anjing, kucing
·         (Anonimus, 2009)

Untuk mencapai system environmental enrichment yang diharapkan harus diperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah food enrichment, social enrichment, toy dan structure dari kandang atau tempat tinggal dari seekor hewan (Nichole Royer, 1995)
 

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Evironmental Enrichment

Environmental enrichment adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi suatu hewan yang di bawa dari alam bebas (satwa liar) untuk tujuan tertentu yaitu dengan cara memberikan stimulant sehingga secara psikologis si hewan akan merasakan kenyamanan, atau dapat merasakan seperti alamiahnya.

Environmental Enrichment merupakan proses penyediaan lingkungan yang meransang bagi hewan untuk menunjukan perilaku khas spesies mereka, untuk memungkinkan mereka melakukan kontrol atau pilihan atas lingkungan mereka dan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Environmental Enrichment termasuk desain kandang yang merangsang naturalistik, perumahan kelompok sosial yang tepat di kebun binatang, dan pengenalan benda, suara, bau atau rangsangan lain di lingkungan hewan. Environmental Enrichment sama penting untuk kesejahteraan hewan kebun binatang sebagai sumber nutrisi dan kedokteran hewan.

3.2. Tujuan Environmental Enrichment

Tujuan pengayaan lingkungan adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan fisik hewan dan psikologis dengan meningkatkan jangkauan atau jumlah spesifik perilaku spesies, meningkatkan pemanfaatan positif dari lingkungan penangkaran, mencegah atau mengurangi frekuensi perilaku abnormal seperti perilaku stereotip, dan meningkatkan kemampuan individu. Pada prinsipnya, pengayaan dapat bermanfaat bagi hewan yang relatif cerdas, termasuk mamalia, burung, reptile dan hewan lainnya.

3.3. Jenis Enrichment
Stimulan enrichment dikelompokan dalam lima kelompok:


·         Sensory
Kelompok stimulant ini adalah suatu kelompok yang berkaitan dengan animal’s sense ( Indra si hewan) contohnya: penglihatanya, pendengaranya, penciumanya dsb.

·         Feeding
Ini merupakan bagaimana penjaga atau pemilik hewan memberikan makanan sesuai dengan sifat alaminya, dengan meminimalisir pemberian makanan secara instan (siap pakai) karena dengan hal ini maka akan mengurangi sifat kealamihanya dan dapat menimbulkan perilaku abnormalitas pada si hewan.

·         Manipulative Toys
Kategori "mainan" yang dirancang untuk kebutuhan individu hewan untuk mendorong aktivitas.

·         Environmental
Kategori ini tentang bagaimana memberikan suatu tempat atau memberikan keadaan lingkungan biasanya di kebun binantang dengan suasana mendekati alaminya atau mendekati aslinya, tanpa adanya pengekangan.

·         Training
Kategori ini merupakan suatu bentuk pelatihan yang dilakukan untuk mereduksi atau meminimalisir perilaku abnormalitas pada si hewan, biasanya dilakukan oleh suatu karantina.

3.4. Manfaat enrichment bagi hewan antara lain :
  • Meningkatkan kesejahteraan hewan dengan memberikan rangsangan fisik dan psikologis.
  • Menyediakan peluang untuk berperilaku yang khas.
  • Menyediakan peluang untuk pilihan dan kontrol atas lingkungan.
  • Meredakan kebosanan dan perilaku stereotypic.
  • Mempromosikan kegiatan.

3.5. Efek program enrichment
  • Meningkatkan aktivitas hewan dan olahraga.
  • Mengurangi terjadinya perilaku menyimpang stereotip dan lainnya dengan mengarahkan energi hewan ke dalam kegiatan yang lebih produktif.
  • Menyediakan hewan dengan pilihan dan kontrol atas aspek tertentu dari lingkungan mereka (apa yang dimakan, gradien suhu dan pencahayaan, siapa yang harus berinteraksi dengannya, dll).
  • Meningkatkan keberhasilan pemuliaan dan upaya konservasi oleh hewan-hewan perumahan dalam kelompok-kelompok sosial yang tepat yang memungkinkan untuk pembangunan fisik dan psikologis yang normal.
  
BAB IV
PENUTUP

4.2.Kesimpulan

Environmental enrichment merupakan pemberian stimulant kepada si hewan untuk mendapatkan reaksi dan interaksi antara si hewan dengan lingkunganya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan fisik hewan dan psikologis dengan meningkatkan jangkauan atau jumlah spesifik perilaku spesies, meningkatkan pemanfaatan positif dari lingkungan penangkaran, mencegah atau mengurangi frekuensi perilaku abnormal seperti perilaku stereotip, dan meningkatkan kemampuan individu. Sehingga dengan langkah seperti ini diharapkan akan tereduksi hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran yang berhubungan dengan behaviour (kebiasaan) biasanya terjadi pada saat hewan mengalami kebosanan dan lain sebagainya. Hal ini juga merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk di terapkan atau di aplikasikan dalam hal captivity atau pemeliharan suatu hewan baik itu hewan kesayangan, maupun satwa liar di kebun binatang agar tidak menghilangkan sifat alaminya.


DAFTAR PUSTAKA

·         Renner, M. J. Rosenzweig, M. R. (1987). Enriched and Impoverished Environments: Effects on Brain and Behavior. New York: Springer-Verlag.